Ia menjelaskan lebih lanjut, bahwa dampak dari inovasi “Catin Sehat” antara lain pada peningkatan jumlah pengantin baru yang telah mendapatkan pengetahuan serta pelayanan kesehatan.
“Semua pasangan pengantin baru nantinya diharapkan dapat lebih awal memahami proses kehamilan hingga dapat melahirkan dengan selamat” tambahnya.
Hal ini juga diharapkan menekan kematian bayi, stunting, kurang gizi, prematur, hingga harapan melahirkan bayi yang sehat, normal, dan sempurna, lebih terjamin. Selain itu, pelaksanaan Catin Sehat juga diharapkan mengedukasi peningkatan moral calon pengantin sehingga kasus penyakit menular seksual dapat dicegah.
Nantinya, Inovasi Catin Sehat ini akan ditelaah dengan sistematis dan bila rampung, dapat menjadi Inovasi Daerah yang bernafaskan keagamaan ini. Kemudian, inovator Iriani Latif mengungkap harapannya agar pelibatan aktif pemerintah desa/kelurahan, untuk terlibat dalam mengarahkan dan mensosialisasikan kepada calon pengantin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas.
Pemberian penghargaan oleh Sekretaris Provinsi Sulsel, mewakili Pemda Provinsi Sulsel, disaksikan juga oleh Asisten Deputi Reformasi Birokrasi dan Akuntabilitas Kinerja Wilayah III Kemenpan RB bersama segenap perwakilan kabupaten/kota, yang hadir
“Kita harus yakin bahwa apabila kabupaten/kota kuat, dengan reformasi birokrasi, maka provinsi akan kuat, jika provinsi kuat maka Indonesia akan tangguh. Dengan adanya reformasi birokrasi berbagai inovasi telah dilakukan dan yang terpenting adalah komitmen leader” sebut Sekretaris Provinsi Sulsel, saat memberi sambutan ditengah gelar penyerahan penghargaan pada 30 Top Inovasi Daerah Se-Sulsel yang digelar di Hotel Claro, Makassar. (rls)