FAJAR.CO.ID, MAMUJU – Pascagempa 6,2 magnitudo yang melanda Kabupaten Mamuju dan Majene, Jumat 15 Januari 2021, masih banyak warga yang bertahan di tenda pengungsian. Tidak sedikit diantara mereka masih enggan pulang ke rumah.
Di Desa Ahu Kecamatan Tapalang Barat, Kabupaten Mamuju, lima kelapa keluarga (KK) memilih bertahan di kandang sapi. Mereka tak berani pulang ke rumah yang sudah rubuh.
Salah satu penyintas gempa, Hamin (35), menjelaskan bahwa dua dari lima petak kandang sapi dirombak jadi hunian sementara. Itu dilakukan bersama kerabatnya yang total berjumlah lima KK.
“Saya minta ijin kepada pemiliknya, dan diberikan. Sebagian sapi kami pindahkan sementara untuk ditempati sejak gempa terjadi pada jumat (15 Januari, red) lalu,” kata Hasmin.
Apa boleh buat, lima KK ini terpaksa menghirup aroma tak sedap selama 16 hari di kandang sapi. Bahkan untuk makan saja mereka mengaku terpaksa menahan bau tak sedap di sekitarnya.
“Ya apa boleh buat kalau makan, itu baunya ditahan saja,” tutur Hasmin.
Salah satu ibu rumah tangga, Sinta, yang juga ipar Hasmin, Sinta (28) menuturka, ada lima balita dan tiga lansian yang saat ini ikut menetap di kandang sapi berukuran 4 x 3 meter itu.
Selain bau tak sedap, tidur di kandang sapi juga tentunya membuat lima kepala keluarga tersebut harus menghadapi risiko dikerumuni nyamuk.
“Kalau malam nyamuk banyak sekali, selain itu ibu mertua saya juga saat ini sakit. Tapi kami masih takut di ke tempat lain,” tutur Sinta.
Saat ini Sinta dan keluarganya berharap agar keadaan segera pulih. Tentang kesehariannya, Sinta mengungkapkan jika keperluan mendesak mereka adalah beras dan tenda yang nanti akan mereka pasang di depan rumahnya.