“Kami menyadari bahwa pandemi ini sedikit banyak memengaruhi usaha pertanian kita. Namun, dengan adanya program ini tentu sangat membantu memberi rasa aman dan nyaman kepada petani kita, meski juga ada kekhawatiran terhadap perubahan iklim yang tak bisa diprediksi,” ungkap Indah
Ia menambahkan, Luwu Utara adalah salah satu wilayah di Indonesia yang masuk daerah monsoon, di mana sepanjang tahun selalu ada musim penghujan.
Hadirnya program asuransi, dia berharap dapat memberikan perlindungan petani terhadap potensi terjadinya risiko gagal panen yang disebabkan kondisi-kondisi darurat, seperti adanya bencana alam, dan serangan organisme pengganggu tanaman alias serangan hama dan penyakit tanaman.
“Terima kasih atas segala respon yang begitu cepat dan insya Allah, Kementerian Pertanian juga akan memberikan dukungan terhadap program ini,” imbuh Indah.
Sementara Branch Manager PT Jasindo, Tony Hendrawan menyebutkan, asuransi Jasindo adalah satu-satunya asuransi yang menanggung risiko gagal panen.
Untuk itu, ia meminta dukungan Pemda untuk bisa membangun industri pertanian di Luwu Utara.
“Berdasarkan data yang ada di seluruh cabang kami, industri pertanian selalu tanggap terhadap krisis, termasuk di masa pandemi. Terima kasih atas kerjasamanya. Ke depan, kami akan berpartisipasi dalam program ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi nasional. Semoga dengan sinergi yang terbangun ini, akan tercipta petani yang maju, modern dan berasuransi,” pungkas Tony. (rls)