"Alhamdulillah sudah bisa diresmikan, bandara ini bisa beroperasi," tukas dia.
Dijelaskan, seluruh PSN ujung-ujungnya adalah konektivitas kegiatan ekonomi. Kalau tidak ditunjang dengan infrastruktur maka sulit berkembang ekonomi. Bisa berkembang tapi lambat dan cost-nya tinggi.
"Wisatawan pun malas datang. Karena harus menempuh waktu 6 sampai 8 jam baru sampai ke Toraja. Lelah di jalan. Teori dasar pariwisata, perjalanan menuju objek wisata tidak boleh lebih dari 6 jam. Dasar pemikirannya, kalau mau mengembangkan pariwisata Toraja harus ada bandara. Kalau hanya mengandalkan transportasi darat, tidak bisa," ungkapnya.
Untuk jangka panjang, pembangunan landasan pacu dikerjakan bertahap. Bukan tidak mungkin nanti jalur landasannya diperpanjang sehingga pesawat jenis Boeing bisa mendarat. Itu jangka panjangnya. Sementara saat ini baru pesawat ATR karena panjangnya hanya 2.000 meter.
Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan Bandara Toraja, pada Kamis (18/3/2021) siang. Jokowi optimis kehadiran Bandara Toraja mampu mendorong sektor ekonomi dan pariwisata di Kabupaten Tana Toraja dan daerah di sekitarnya.
Pengunjung destinasi wisata di Tana Toraja kini punya alternatif jalur udara, selain via darat yang memakan waktu hingga sembilan jam, kini menjadi hanya 50 menit saja.
Proses pembangunan Bandara Toraja bukan perkara mudah, karena perlu memotong tiga bukit sehingga runway atau landasan pacu sepanjang 2.000 meter bisa dibangun.
Bandara Toraja dibangun untuk menggantikan Bandara Pongtiku di Rantetayo yang tidak memungkinkan untuk dikembangkan.