FAJAR.CO.ID, Luwu Utara --- Mengeluarkan sedikit mungkin, tapi mampu mendatangkan manfaat yang begitu besar. Itulah sebagian dari begitu banyak definisi inovasi yang diketahui publik. Bisa juga inovasi berangkat dari sebuah permasalahan yang begitu pelik yang pada akhirnya dapat menemukenali solusi yang ditawarkan guna menciptakan kenyamanan.
Saat ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Biro Organisasi Setda Sulsel menggelar hajatan inovasi tahunan yang disebut Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Jaringan Inovasi Pelayanan Publik (JIPP). 42 inovasi dari berbagai daerah bersaing masuk ke dalam jajaran elit inovasi TOP 30, sebagai capaian tertinggi inovasi di tingkat provinsi.
Luwu Utara sendiri meloloskan tiga inovasi di tahapan verifikasi lapangan, yaitu Peta Baper, Kebun Si Pintar, dan Rompi KPK.
Inovasi yang disebut terakhir rupanya menarik perhatian para panelis saat tahapan presentasi dan wawancara dilangsungkan di Makassar beberapa waktu lalu. Bahkan, inovasi ini mendapat standing ovation dari mereka.
Walau sebenarnya semua inovasi memiliki kans yang sama untuk masuk TOP 30 KIPP Sulsel.Rompi KPK atau Kelas Pencegahan Korupsi adalah sebuah inovasi di sektor Pendidikan. Inovasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Suharto pada 2017 yang lalu.
Siapa Suharto? Dia adalah mantan guru SD, yang saat ini menduduki jabatan sebagai Kepala Bidang Pembinaan Guru Tenaga Kependidikan di Dinas Pendidikan, sekaligus sebagai inovator Rompi KPK.
Menurut dia, inovasi ini berangkat dari sebuah permasalahan, di mana nilai-nilai kejujuran saat ini sudah mulai luntur. Kurangnya pendidikan karakter yang ditanamkan terhadap anak-anak sekolah sejak dini, dinilai sebagai pemicu terbesar banyaknya orang yang sebenarnya berpendidikan, malah terjebak dalam pusaran kasus korupsi.