FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pemprov Sulsel menarik anggaran Rumah Potong Hewan (RPH) Modern Tamangapa. Alasannya, pemkot tak siap membebaskan lahan.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel Abdul Muas mengatakan rencana pengembangan RPH Makassar sebetulnya sudah siap. Setelah membangun pusat pemotongan utama, pengembangan akan kembali dilakukan.
Saat ini, pusat aktivitas pemotongan sudah berpindah ke gedung baru. Memang baru digunakan dua minggu lalu lantaran persoalan kewenangan dan penyerahan.
"Sementara bangunan lama akan kita gunakan untuk kandang. Kemudian kami juga akan bangun masjid dan pujasera. Anggarannya sebanyak Rp7 miliar," bebernya, kemarin.
Hanya saja ada surat dari wali kota yang belum bisa mengalokasikan anggaran untuk pembebasan lahan. Walhasil, proyek tersebut pun batal terlaksana.
Pihaknya terpaksa memasukkan anggaran pengembaran RPH ke daftar proyek yang dipangkas. "Padahal potensi di sana bear. Aktivitas pemotongan sangat padat, sehari bisa mencapai 70 ekor sapi," tambahnya.
Aktif Kembali
RPH Tamangapa kembali aktif. Rutinitas penyembelihan sapi sudah dilakukan lagi dalam satu pekan terakhir. Rata-rata 10-15 ekor sapi disembelih per hari.
Hewannya didatangkan dari berbagai daerah. Bone, Maros, Gowa, dan beberapa daerah lain di Sulsel. Dagingnya langsung dijemput pedagang eceran di pasar. Jumlah dagingnya tidak menentu.
"Jam 02.00 dini hari itu mulai sembelih. Jam 05.00 sudah selesai. Jadi pedagang langsung saja ambil dagingnya. 1 kilo harganya Rp 110.000," kata Hasan ditemui di RPH.