FAJAR.CO.ID, SENGKANG -- Masyarakat di Desa Cinnongtabi Kecamatan Majauleng resah akibat hama babi hutan. Kegiatan berburu mulai digencarkan.
Kondisi itu diutarakan langsung oleh anggota DPRD Wajo, Andi Sumange.
Kata legislator muda ini, kegiatan berburu babi di Cinnongtabi, telah dilakukan warga beberapa bulan terakhir. Lantaran, tanaman tebu petani kerap diserang hama.
"Kami baru sudah peremajaan, tahun ini gagal panen karena hama tikus dan babi hutan. Paling parah babi hutan, tanaman tebu dirusak," ujarnya, Jumat 11 Juni.
Dia mencontohkan kebun miliknya keluarganya di Dusun Mellenge. Sejak di tanam pertengahan 2018 lalu diatas lahan seluas 10 hektare (ha), baru sekali panen pada awal 2020 lalu. Tahun ini direncanakan untuk perluasan lahan.
"Tahun ini harus dipanen lagi dan sebagainya mau dijadikan bibit untuk optimalkan lahan tidur warga sekitar 20 ha. Ternyata diluar dugaan, tebu diserang hama," tuturnya.
Kasi Tanaman Tahunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Wajo, Andi Arsan Jaya mengemukakan, serangan hama terjadi akibat pengaruh perubahan iklan tidak menentu. Kondisi cuaca panas ekstrim membuat babi keluar hutan mencari makan.
"Hama babi hutan masuk ke area perkebunan. Bukan cuma tanaman tebu dirusak. Tanaman merambat juga habis," jelasnya.
Komoditi tebu, lanjut Andi Arsan. Beberapa tahun terakhir cukup dilirik oleh petani dibeberapa kecamatan seperti Majauleng. Hasil panen mudah dipasarkan.
"Kebanyakan sekarang dijual ke Pabrik Gula (PG) Arasoe di Kabupaten Bone," terangnya.