FAJAR.CO.ID — Tak ada yang menyangka, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Leon Alvinda Putra mengalami perundungan di media sosial. Hal tersebut terjadi Setelah BEM UI menguggah kritik The King of Lip Service untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Upaya bully-an yang dilakukan sejumlah pendengung (buzzer) pro Istana atau Jokowi adalah dengan menyebar unggahan lama Leon Alvinda Putra. Salah satunya, unggahan Leon bertanggal 25 Juni 2013 yang berisi pernyataan diundang ke Istana Negara bertemu dengan ibu negara Ani Yudhoyono saat kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Melihat hal itu, upaya perundungan dilakukan buzzer pro Istana dengan memberikan Leon julukan 'Asuhan Cikeas' di media sosial. Namun dengan kalem, Leon memberikan jawaban menohok yang bisa membuat para buzzer malu. Menurutnya, saat itu Leon masih kelas 2 SMP.
Ia memang mendapat kesempatan ke Istana karena menang lomba karya tulis. "Tahun 2013, saya masih kelas 2 SMP di SMPN 1 Grogol Sukoharjo. Alhamdulillah menang juara 3 di bidang karya tulis dalam lomba penyuluhan sanitasi yang diadakan Satker PPLP Jawa Tengah," jelas Leon dalam keterangannya, Rabu (30/6).
Leon pun membeberkan, saat itu mengikuti jambore sanitasi nasional di Jakarta yang juga dikukuhkan oleh Ani Yudhoyono di Istana.
"Saya pun mengikuti jambore sanitasi nasional di Jakarta dan dikukuhkan oleh ibu Ani di Istana Negara," tegas Ketua BEM UI ini.
Perundungan lain yang coba dilakukan buzzer pro Istana adalah tuduhan Pro terhadap Front Pembela Islam (FPI). Leon pun mengklarifikasi tuduhan para buzzer yang menyebutnya pro terhadap FPI. Sebab, BEM UI diketahui pernah mengkritik kebijakan pemerintah yang membubarkan ormas FPI tanpa melalui pengadilan.