FAJAR.CO.ID, ENREKANG -- Pelantikan Ketua Komisi Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Enrekang beberapa waktu lalu menuai protes.
Pasalnya, Ketua KONI Enrekang terpilih Furqan Sutrisno MB dinilai menyalahi aturan organisasi dikarenakan merangkap jabatan sebagai Ketua Komisi Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Enrekang.
"Dia (Furqan) itu merangkap jabatan sebagai Ketua KNPI dan Ketua KONI Enrekang juga, tidak etis dilihatnya. Di KNPI saja tidak becus apalagi KONI," kata salah seorang pemuda Enrekang, Irwan Setiawan, 14 Juli.
Menurut Irwan, ditunjuknya Furqan Sutrisno MB menjadi Ketua KONI menjadikan Kabupaten Enrekang terlihat kekurangan sosok figur yang berkualitas untuk menahkodai lembaga otoritas keolahragaan di Indonesia itu.
"Miris. Ini di Enrekang seperti kekurangan orang pintar karena selalu itu-itu saja yang pimpin," ujarnya.
Terpilihnya Furqan Sutrisno MB menjadi Ketua KONI Enrekang, menggantikan Mitra Fakhrudin MB di periode sebelumnya, keduanya merupakan putra dari Bupati Enrekang Muslimin Bando. Keadaan ini pun menimbulkan respon dari berbagai kalangan, bahkan netizen.
"Ambe' mua mi. Mumpung masih berkuasa," cetus salah seorang netizen di akun media sosial @enrekangdekat_.
Anggota formatur KNPI Enrekang, M Rahmat membeberkan, sejak menjabatnya Furqan Sutrisno MB sebagai Ketua KNPI Enrekang di tahun 2019, kepengurusan KNPI Enrekang tidak jelas. Bahkan, hingga saat ini kata dia, pengurus KNPI belum menerima SK.
"Jadi, sejak 2019 itu tidak pernah kita rapat. Bagaimana kita jalankan program kalau tidak ada kejelasan siapa pengurus, tidak ada SK diterbitkan. Ini sudah dua tahun," bebernya kepada FAJAR.