Sri yang menyelesaikan studi S1 dan S2-nya di Unhas (Ilmu Komunikasi), berupaya sebisa mungkin melakoni perannya dengan penuh tanggung jawab. “Mungkin banyak juga yang melihat apa yang saya lakukan ini belum apa-apa. Tapi saya selalu berusaha menjadi contoh perempuan dengan perilaku hidup sehat, sederhana dan ramah,” terangnya.
ia mengisyaratkan bahwa dirinya harus tangguh, mandiri, dan percaya diri untuk memberi kontribusi yang baik terhadap Bantaeng.
“Alhamdulillah, kurang lebih 2,5 tahun ini mendampingi suami saya selaku bupati Bantaeng, saya sudah mengunjungi wilayah-wilayah terpencil di daerah ketinggian. Melakukan baksos ataupun pemeriksaan kesehatan gratis bersama Dinas Kesehatan. Mendaki gunung, turun gunung di wilayah Eremerasa, Lannying, Loka, bahkan Uluere pun sudah pernah saya kunjungi membawa bantuan, tentunya bersinergi dengan OPD,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai peranan orang tua dalam mendidiknya hingga bisa seperti sekarang, Sri seketika mengenang masa lalu. Tentang pola asuh yang diterimanya dari orang tuanya. Ia mengaku sejak kecil ditempa untuk bermental kuat dan tangguh. Bukan hanya dari keluarga, lingkungan pun mendukung itu. Ia sangat suka berolahraga.
Sejak SMP sampai SMA sudah bermain basket. Sri juga hobi softball, hingga hiking.
Aktivitas-aktivitas itu justru menjadikannya pribadi yang berkarakter dan mandiri. Tidak hanya tangguh tapi juga punya mental kuat dan mudah berinteraksi dengan berbagai situasi yang ada.
Ia pun ingin menjadi contoh untuk anak-anaknya. “Hal-hal positif yang saya lakukan semua berdasarkan pemikiran untuk membentuk anak-anak saya menjadi pribadi yang lebih strong dan mandiri dari pada saya. Dan tentunya berharap mereka lebih sukses daripada kami kedua orang tuanya,” katanya.