Pada pertemuan sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) PT Paragon Technology and Innovation (PTI) Salman Subakat menilai inovasi sangat dibutuhkan dalam ekosistem pendidikan.
Menurutnya, inovasi harus dibarengi dengan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk peranan komunitas peduli pendidikan dengan gerakan komunitasnya yang menggerakkan, baik interaksi dan nilai yang bisa dibagi bersama kepada masyarakat.
Mengenai strategi dan inovasi terkemuka, urai Salman, harus benar-benar jelas dan melewati suatu proses. Selain itu, harus mengenal faktor internal dan eksternal, being resourceful , network internal dan external.
“Inovasi butuh strategi kolaborasi, dan juga jangka waktu yang panjang. Kalauterlalu mudah, berarti kita belum membuat inovasi itu jadi strategik,” urainya.
Dibutuhkan kerja sama lintas pemangku kepentingan di semua level jika ingin memajukan bangsa dengan menjadikan pendidikan sebagai arus utama. Membangun ekosistem pendidikan yang baik dan berkualitas dimulai dari kolaborasi semua stake holder.
Sementara itu, Direktur School of Business and Management (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), Yudo Anggoro, menceritakan, dirinya dan Salman Subakat kendati sudah lama bertemu, namun baru setahunan ini dekat karena sering berdiskusi.
Yudo Anggoro menilai, Salman Subakti kerap mendengung-dengungkan soal ekosistem pendidikan. "Tokoh muda, tetapi sangat peduli dengan pengembangan pendidikan di Indonesia," beber Yudo Anggoro.
Konsep membangun pendidikan berbasis ekosistem itu menurut Salman, beber Yudo, tidak hanya tanggung jawab dari pelaku pendidikan saja, tetapi harus merangkul stakeholder yang lainnya. "Ekosistem di dunia pendidikan, harus dekat dengan dunia industri, komunitas, masyarakat, dan elemen masyarakat yang lain," jelasnya. (eds)