FAJAR.CO.ID, PINRANG -- Angka partisipasi sekolah tingkat SD di Kabupaten Pinrang harus segera mendapatkan perhatian. Data BPS Pinrang mencatat ada penurunan angka partisipasi murni (APM) selama dua tahun berturut-turut.
Merujuk data BPS Pinrang, pada tahun 2018 angka partisipasi murni (APM) berada di angka 99,22 persen. Berselang satu tahun kemudian pada tahun 2019, APM turun menjadi 98,90 persen. Tren penurunan angka partisipasi berlanjut pada tahun 2020 lalu menjadi 98,71 persen.
Tingkat partisipasi sekolah dari tingkat SD ke SMP dan SMA juga cenderung berkurang. Data terakhir misalnya tahun 2020 lalu. Tingkat partisipasi SD 98,71 persen, berkurang di tingkat SMP 72,73 persen, dan SMA hanya 61,21 persen.
Ketua Dewan Pendidikan Pendidikan Sulsel, Adi Suryadi Culla menilai turunnya angka partisipasi sekolah tersebut harus menjadi atensi. Apalagi penurunan terjadi di tingkat SD yang masuk ketegori wajib belajar.
"Ini masalah serius sebab partisipasi pendidikan menjadi ukuran keberhasilan di dalam menuntaskan wajib belajar. Dengan angka yang semakin menurun, artinya banyak anak usia sekolah yang tidak mendapatkan hak pendidikan," jelasnya.
Ia menduga ada sejumlah faktor yang membuat tingkat partisipasi sekolah turun. Salah satunya akses dan infrastruktur pendidikan di daerah.
"Ketidakmerataan infrastruktur pendidikan sudah mendesak jadi atensi. Harus ada komitmen kuat pelacakan agar diketahui penyebab pastinya dan itu segera dipecahkan," sarannya.
Sekretaris Dinas (Sekdis) Pendidikan Kabupaten Pinrang, Muzakkir mengakui penurunan angka partisipasi sekolah tersebut. Pihaknya mengklaim penurunan disebabkan oleh beberapa faktor.