FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Konferensi Wilayah (Konferwil) Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Selatan (Sulsel) berlangsung panas di Hotel UIN Alauddin, Makassar. Sejumlah pihak diduga memaksakan Rusdi Idrus untuk kembali memimpin Ansor Sulsel.
Dari informasi yang dihimpun, Rusdi Idrus cenderung dipaksakan menjabat Ketua Ansor Sulsel untuk kedua kalinya, padahal ia tak memenuhi syarat sesuai aturan main organisasi kepemudaan ini.
Hal ini dibenarkan oleh Wakil Sekretaris Bidang Kaderisasi GP Ansor Sulsel, Ridwan Yusuf. Dia menjelaskan, Rusdi Idrus tak boleh mencalonkan kembali sebagai Ketua PW Ansor Sulsel, sebab selama periode kepengurusannya belum pernah mendapat Akreditasi A.
Ridwan menyebut, dalam aturan main Ansor, sebuah kepengurusan yang belum mendapat akreditasi A, dinyatakan tidak berprestasi termasuk Rusdi Idrus sendiri.
"Hal ini sesuai Pasal 9 Peraturan Dasar/Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) dan Pedoman Organisasi (PO). Pasal ini menyebutkan, ketua pimpinan wilayah hingga ketua pimpinan anak cabang dapat diusulkan kembali jika pimpinan di akhir masa kepengurusannya mendapat akreditasi A," jelas Ridwan dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/9/2021).
Dia berpendapat, Rusdi Idrus dan forum Konferwil seharusnya menjadi contoh dalam penegakan PD/PRT dan PO GP Ansor karena menyangkut kehirmatan dan marwah organisasi besutan Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas ini.
Salah satu indikasi bahwa politisi PKB itu dipaksakan memimpin kembali Ansor Sulsel ialah, mayoritas PAC tidak dilibatkan pada Konferwil yang mulai berlangsung sejak Jumat, 3 September kemarin.