FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu penghasil bijia kako terbaik di Indonesia. Bahkan produksi perkebunan coklat Sulsel sudah di ekpor ke beberapa negara.
Guna mendukung proses ekpor kakao asal Sulsel, Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Makassar rutin melakukan pemeriksaan terhadap biji kakao yang akan dikirim keluar negeri.Hal ini penting guna menjamin kualitas produk biji kakao.
Seperti yang dilakukan pejabat Karantina Pertanian Makassar Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Soekarno-Hatta dengan melakukan pemeriksaan terhadap 2 ton biji kakao milik PT. Kakao Indonesia Cemerlang (PT. KIC). Biji kakao yang berasal dari beberapa wilayah di Sulsel tersebut akan diekspor ke Jepang.
"Biji kakao ini adalah ekspor perdana yang akan dilakukan oleh PT.KIC, pemeriksaan yang dilakukan berupa kelengkapan dokumen persyaratan ekspor dan pemeriksaan kesehatan terhadap biji kakao yang akan dikirim," kata Sukmawati Saleh, Pejabat Karantina Pertanian Makassar.
Sukmawati menyebutkan setelah dinyatakan bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK), maka dilakukan pembebasan dengan penerbitan Phytosanitary Certificate (Sertifikat Kesehatan Karantina Tumbuhan).
Dari data sistem pengkarantinaan, IQFAST Barantan tercatat volume ekspor biji kakao Sulawesi Selatan meningkat. Hal ini terlihat dengan meningkatnya nilai ekspor dan makin beragamnya produk kakao yang di ekspor, selain kakao biji, terdapat kakao bubuk, kakao residu dan kakao pasta.
Tercatat di tahun 2020, volume ekspor kakao mencapai 20 ribu ton. Hingga September 2021, total ekspor tercatat sebanyak 17,7 ribu ton.