Program Save the Children Resmi Diluncurkan, 15 Desa di Luwu Utara Jadi Pilot Project

  • Bagikan

Fajar.co.id, Luwu Utara — Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani secara resmi meluncurkan program “Save the Children”, Rabu (13/10/2021) di Aula Bappelitbangda Kantor Gabungan Dinas Pemda.

Program tersebut merupakan program perlindungan anak yang digagas Yayasan Save the Children Indonesia dan kali ini bekerjasama dengan PT. MARS Indonesia di sektor kakao dan respon COVID-19.

“Kami menyambut baik dan mengapresiasi program ini mengingat secara administratif Kabupaten Luwu Utara terpilih sebagai Kabupaten Layak Anak mulai dari tingkat pratama sampai dengan madya,” kata Indah yang hadir bersama Sekretaris Bappelitbanda dan Perwakilan MARS Indonesia.

Menurut bupati perempuan pertama di Sulsel ini, butuh sinergi dan kolaborasi dari semua pihak untuk memastikan bahwa anak mendapatkan haknya.

“Jadi semua upaya kita baik pencegahan kekerasan maupun perlindungan terhadap anak harus berbasis pemenuhan kebutuhan hak anak. Termasuk di sektor perkebunan kakao mengingat sektor ini termasuk sektor unggulan yang melibatkan cukup banyak kepala keluarga petani kakao yang kita ketahui ada semacam kebiasaan pelibatan anak di dalamnya. Saya pun mengalami hal yang sama sebab bapak saya seorang petani, jadi begitu pulang sekolah diajak berkebun dan melihat langsung seperti apa aktivitasnya,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Indah memandang program perlindungan anak di sektor kakao menjadi upaya mencegah agar tidak terjadi eksploitasi terhadap anak.

“Atau kalau terjadi dan itu tidak diketahui bahwa itu adalah bagian dari eksploitasi anak, maka kita berkewajiban untuk menarik anak tersebut. Upaya ini saya anggap sebagai sistem perlindungan anak mulai dari tingkat terkecil sampai dengan yang tertinggi. Skemanya adalah di desa, jadi ada 15 desa yang menjadi piloting. Ini menjadi upaya kita untuk menyadarkan kepada masyarakat bahwa mereka adalah yang terpenting / subjek. Program ini juga sekaligus menjadi upaya dalam mewujudkan PATBM atau Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat. Oleh karena itu mari kita mulai dari struktur terkecil, dari keluarga, pemerintah desa, kecamatan, sampai ke kabupaten sehingga juga bisa berkontribusi terhadap penurunan kekerasan terhadap anak di Luwu Utara,” pinta ibu dua anak ini.

  • Bagikan

Exit mobile version