Akan tetapi waktu itu, ia belum siap berangkat karena belum ada beasiswa dan tidak ada jaminan beasiswa dari Hartford Seminary. Ia pun minta pendaftarannya digeser ke tahun 2020, sambil mencari dan memastikan beasiswa.
"Saya akhirnya dapat dari Beasiswa Unggulan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dan sinyal keberangkatan saya mulai kelihatan," katanya.
Awal September 2020, ia sudah dapat beasiswa, tapi belum berangkat karena pandemi Covid-19 sudah menyebar di hampir seluruh Indonesia.
Proses kuliah di kampusnya pun tidak ada face to face, beralih ke system online (zoom) dan sinkronisme, tanya-jawab secara online.
Dari September 2020 hingga Mei 2021, Sale sudah mengambil 6 kelas, masing-masing tiga kredit di tiga musim: Fall, Spring, dan Summer.
Pada awal Juli 2021, ia bersama istri mengurus Visa Studi di Kedutaan Amerika Jakarta.
Tiga hari mengisi aplikasi formulir dibantu oleh temannya, Muhammad Afdillah, calon doktor dari Hartford Seminary, dan pada hari Kamis, 9 Juli 2021, mereka bertiga ke Kedutaan Amerika untuk wawancara dan pada 16 September dinyatakan berhasil mendapatkan Visa Studi ke Amerika selama lima tahun.
Pada Jumat malam, 30 Juli 2021, ia bersama istri dan anak ketiganya berangkat, terbang dari Cengkareng ke Istanbul, Turki Airlines, 11 jam, transit dua jam di bandara Istanbul, dan berlanjut terbang 10 jam ke bandara John F. Kennedy, New York, Amerika Serikat.
Mereka tiba pukul 11.30 AM (pagi) dan dijemput oleh dua orang Badan Pengurus Luar Negeri (BPLN) Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Mustari Siara dan Heriyanto.