Lontara’ Duri Tambah Warisan Kekayaan Budaya Nusantara

  • Bagikan

Hilmar berharap rencana penerbitan Lontara' Duri ini bisa segera direalisasikan secepatnya. Sehingga bisa dibuka aksesnya ke publik agar apresiasi terhadap Lontara' Duri bisa dikembangkan.

"Misalnya naskah Lagaligo yang dipentaskan. Saya kira apresiasi untuk Lontara' Duri juga bisa dalam berbagai bentuk nanti. Makanya kita tunggu," jelasnya.

Founder Syukur Foundation, Sukmawati Syukur menuturkan Dummy Coffee Table Lontara' Duri sudah selesai. Pihaknya juga akan menerbitkan dalam bentuk epaper dan paperback. Secepatnya diharapkan segera terbit. Juga punya potensi besar diolah menjadi film, animasi dan sebagainya.

"Ini intangible aset. Lontara' Duri sebagai kekayaan budaya orang Duri dan akan menjadi bagian kekayaan budaya Nusantara. Saya bersyukur hasil kerja almarhum bapak kami dan tim, akhirnya akan segera diterbitkan. Terima kasih khusus untuk kerja keren Riri Riza dan Mirwan Andan yang memimpin tim yang luar biasa dalam menghadirkan buku ini," jelasnya.

Sineas juga co-founder Syukur Foundation, Riri Riza menuturkan penerbitan Lontara' Duri akan sangat bermanfaat khususnya untuk masyarakat Duri. Bukan untuk memperjuangkan sesuatu yang sifatnya gengsi atau identitas besar. Namun untuk menyebarkannya untuk masa depan.

"Apalagi pesannya terkait pentingnya manusia selalu menhargai alam lingkungan. Juga pentingnya manusia saling menghargai harkat dan martabatnya. Ini sarat local wisdom," bebernya.

Filolog Unhas, Andi Akhmar menuturkan Lontara' Duri ini akan membuka penelitian berbagai disiplin ilmu. Ini akan menjadi keran belajar kebudayaan. Kata dia, Lontara' Duri ini cukup unik karena inisiatornya Prof Syukur Abdullah justru disiplin ilmunya berbeda namun punya ketertarikan terhadap naskah kuno.

  • Bagikan