FAJAR.CO.ID, TORAJA UTARA -- "Singgah kak, ini kain tenun asli tanah Toraja," ucap seorang remaja putri menarik kayu yang terlilit benang nilon.
Siang itu, Kamis, 28 Oktober 2021. Penulis mengunjungi Expo UMKM Pekan Pemuda di pelataran gedung Art Center Kabupaten Toraja Utara. Di salah satu stand milik PPGT Jamaat Sa’dan Karonanga, terlihat seorang remaja putri bernama Serti Dawana (17) sedang melakukan aktivitas menenun kain.
Rambut panjangnya terurai. Ke dua kakinya memanjang masuk di sela kain, menahan tekanan alat tenun tradisional yang ia gunakan.
"Ini lagi menenun kain kak," katanya.
Jemari Serti terlihat sangat lihai. Memasukan helai demi helai benang, kemudian dipadatkan menjadi kain yang memliki corak indah.
Rumah Serti berada di Desa Sa'dan Ulu Salu, salah satu wilayah terjauh di Kabupaten Toraja Utara. Desa ini juga sering dijuluki kutub utara Toraja. Dia mengungkapkan, sudah mulai menenun sejak umur 12 tahun. Ketertarikannya menenun didasari faktor ekonomi. Ketidakmampuan kedua orang tua untuk membiayai sekolahnya bukan menjadi soal Serti tidak bersekolah.
"Orang tua petani. Jadi saya belajar menenun untuk biayai sekolah. Puji Tuhan, saya sendiri biayai sekolahku sampe SMA kelas 3 ini," ungkapnya.
Seperti remaja lainnya, Serti juga seringkali tergiur bergabung dengan temannya untuk sesekali nongkrong. Namun target menyelesaikan satu kain tenun untuk ia jual harus terpenuhi. Tak ingin mengecewakan konsumennya.
Dia menceritakan, untuk mendapatkan konsumen pertama sangat sulit baginya. Umurnya yang masih muda membuat konsumen kurang percaya akan kualitas kain dihasilkan. Tapi dengan keraguan itu, dirinya termotivasi untuk menciptakan kain dengan kualitas yang bagus.