FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Perkembangan kenaikan kasus varian Omicron di Indonesia membuat pemerintah akan memaksimalkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi di mal dan toko.
Menteri Koordinator Maritim dan investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan segera mengumumkan mal dan toko yang tidak menerapkan PeduliLindungi untuk tidak dikunjungi.
Peryataan Luhut ini lantas mendapatkan responds dari pelaku usaha di sektor ritel. Ketua Asosiasi Supplayer Toko Modern (Astom) Sulsel, Makmur Mingko mengatakan pemerintah harus adil untuk menerapkan PeduliLindungi.
Tidak hanya di mal maupun toko-toko, tapi juga di pasar tradisional yang lebih berpontensi menciptakan kerumunan yang lebih besar.
"Sangat disayangkan beliau tidak tahu banyak di lapangan, akhirnya keliru dalam mengambil kebijakan," ujar Makmur, Jumat (28/01/2022).
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sulsel ini menjelaskan, mal, retail modern, dan pasar tradisionanal semua sama-sama berpotensi menciptakan terjadinya kerumunan orang, namun pasar tradisional tidak pernah jadi perhatian pemerintah.
"Kenapa yang lebih bersih dan mudah pengontrolan seperti mal dan toko retail modern yang selalu disasar saja, itu saja yang masyarakat dilarang masuk bila tak punya aplikasi PeduliLindungi," jelasnya.
Ia menegaskan, sejatinya kebijakan ini sangat baik jika dimaksudkan untuk mendorong percepatan vaksinasi dan pengendalian kasus Covid-19. Namun, penerapannya harus tepat.
"Aplikasi PeduliLindungi memang cukup efektiv untuk menangani aktivitas dan mobilitas masyarakat agar lebih terkontrol. Tapi kan harus diperhatikan juga tempat-tempat yang jadi sasarannya," tegasnya.