FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Rumah kontrakan di daerah perkotaan disebut-sebut dianggap sebagai lokasi aksi radikalisme dilakukan. Mulai dari pemahamannya, sampai perakitan alat seperti bom atau alat peledak lainnya.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla, saat berkunjung ke Masjid Al Markaz, Jumat (28/1/2022) kemarin.
"Tidak ada radikalisme yang mengacaukan negara pada masjid. Kalau radikalisme, hampir yang bikin bom, bikin kelompok, itu dari rumah kontrakan," kata Jusuf Kalla.
Mantan Wakil Presiden RI ke 10 dan ke 12 ini meminta agar aparat penegak hukum agar menyisir semua rumah kontrakan, yang ia anggap sebagai lokasi pelaku terorisme tinggal.
"Jadi kalau memang begitu masalahnya, ya sasar semua rumah kontrakan," jelasnya.
"Karena di situ yang bikin bom di situ di baiat di rumah. Tidak pernah ada di masjid bahwa ads ustaz yang bicara amal ma'ruf nahi mungkar. Itu tergantung temanya," sambung pria berdarah Sulawesi Selatan ini.
Sebelumnya, Mabes Polri bakal memetakan sejumlah masjid untuk mencegah pemahaman radikal yang ia anggap kerap lewat masjid. (Ishak/fajar)