Kisruh Pete-pete dan Teman Bus, Pakar Transportasi Sarankan Pembagian Jalur

  • Bagikan
ilustrasi pete-pete

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Manajemen transportasi perkotaan yang baik itu ialah semakin tinggi jumlah penduduk, maka semakin menuntut adanya angkutan massal.

Pakar Transportasi UMI, Prof Lambang Basri menagatakan di seluruh dunia seperti itu sudah seperti itu pengaturannya. Olehnya, pengambil kebijakan tingkat provinsi dan kota perlu mengubah manajemen tranportasi publik. Terutama kata dia, bagi Teman Bus dan Pete-pete.

Ia menjelaskan, harus ada komitmen bersama untuk mewujudkan sistem transportasi yang berhirarki, bersinergi, dan terintegrasi.

Hal itu menjadi penting karena transportasi pada jalan utama jika dioperasikan, maka harus merupakan angkutan yang lebih besar sesuai dengan trayek atau jaringan trayek pada koridor yang lebih besar dan lebih panjang. Sama halnya, jelas Lambang, dengan hirarki jalan.

“Hirarki jalan ada jalan kota, jalan provinsi. Maka hirarkinya mesti diatur. Begitu pun angkutan. Jadi Teman Bus idealnya diatur pada koridor utama. Sementara Pete-pete pada jaringan cabang,” jelasnya.

Maka dari itu, sebelum operasional berjalan mesti ada pengaturan makro (pengaturan secara keseluruhan) bahwa ada re-trayek untuk jaringan utama dan di-integrasikan dengan sistem jaringan cabang (feeder) untuk melayani tingkat kecamatan.

Menurutnya, saat ini pete-pete masih melayani sampai 40 km. Sehingga dengan perjalanan panjang dan muatannya yang kecil maka akan semakin banyak mobil di jalan dengan mengangkut orang yang sama.

Imbasnya menyebabkan kemacetan.

Kekisruhan yang terjadi disebabkan karena pete-pete masih punya hak karena belum ada pengaturan.

  • Bagikan