Migor Rp28 Ribu Perliter, KNPI Pinrang: Pemerintah dan DPRD Tidak Peka

  • Bagikan
Sekretaris KNPI Pinrang, Rudi Hartono

FAJAR.CO.ID, PINRANG -- Upaya pemerintah untuk menstabilkan minyak goreng belum menunjukkan hasil. Buktinya bahkan masyarakat harus membeli minyak goreng seharga Rp28 ribu perliter.

Novianti, salah seorang ibu rumah tangga mengeluhkan harga minyak goreng masih jauh dari harga yang telah ditetapkan pemerintah yaitu Rp14 ribu per liter.

"Saya sudah beberapa hari keliling cari, termasuk di toko modern semuanya mengaku stok lagi kosong. Nanti saya ke pasar sentral baru dapat, itu pun harganya cukup lumayan yaitu Rp42 ribu untuk kemasan 2 liter," keluhnya, Senin, 21 Februari.

Hal yang sama dikeluhkan Risna. IRT yang tinggal di Kecamatan Batu Lappa harga minyak goreng yang ia dapat harus dibeli dengan harga Rp28 ribu per liter.

"Mau mi diapa pak, pasti mi dibeli karena kita butuhkan kodong untuk dapur. Mudah-mudahan bisa ji normal kembali, takutnya jangan sampai dekat Ramadhan nanti tambah parah ji," tuturnya.

Sekretaris KNPI Pinrang, Rudi Hartono mengaku kecewa melihat sikap Pemda Pinrang dan DPRD Pinrang sebab tak terdengar melakukan sidak atau langkah konkret untuk mengatasi mahalnya minyak goreng.

"Di saat masyarakat membutuhkan perhatian, justru pemerintah dan DPRD Pinrang seperti diam saja," ujarnya.

Di sejumlah daerah, lanjutnya, ditemukan ada penimbunan. Semestinya hal tersebut juga menjadi atensi oleh Pemda dan DPRD Pinrang.

"Kita tak mendengar ada informasi mereka sidak untuk memantau mahalnya minyak goreng. Kasian masyarakat seperti tidak merasakan kehadiran pemerintah dan anggota dewannya," kesalnya.

  • Bagikan