FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa menyampaikan sebuah pesan yang tegas dan lugas kepada seluruh prajuritnya di Indonesia. Dia bilang, tidak ada satu prajurit pun yang melakukan pengamanan proyek tanpa seizin Pangdam.
Pesan tegas itu disampaikan pasca tiga orang prajurit TNI gugur saat terlibat kontak senjata dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, yang ternyata dalam peristiwa itu, komandan pos berbohong kepada Andika soal aktivitas pengamanan yang dilakukan.
"Kelompok bersenjata ini bisa berada di mana saja. Jadi pelajaran kepada Dandim yang ada di seluruh wilayah, termasuk di Papua Barat, untuk tidak pernah main-main. Makanya dalam instruksi saya tidak ada yang melakukan pengamanan proyek apapun kecuali atas perintah Pangdam," tegasnya di kanal YouTube miliknya, dikutip Fajar.co.id, Rabu (23/3/2022).
Diketahui, Jenderal Andika Perkasa, si jenderal TNI berpangkat empat bintang itu membongkar kebohongan dalam kasus gugurnya 3 prajurit TNI di Papua yang terjadi di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua.
Kejadian gugurnya 3 prajurit TNI AD di Papua ini oleh KKB terjadi pada Kamis (27/1/2022) atau sekitar 2 bulan lalu. Saat itu, TNI terlibat kontak tembak dengan Tentara Pembebasan Nasioal Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pada Kamis dini hari.
TPNPB-OPM kelompok Lekagak Telenggen disebut melakukan serangan ke pos militer sekitar 05.00 WIT. Kontak senjata antara prajurit TNI AD dengan OPM Papua ini berlangsung hingga siang hari.
Tiga prajurit TNI gugur dalam kejadian itu. Mereka adalah Serda Rizal, Pratu Baraza, dan Pratu Rahman. Setelah dua bulan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mencium sejumlah kejanggalan.