Sulit bagi Muslim Prancis Memilih Capres Jelang Pilpres, Semua Kandidat Islamofobia

  • Bagikan
Ilustrasi. (int)

FAJAR.CO.ID -- Bagi muslim Prancis, kedua calon presiden yang bertarung dalam pemilihan tahun ini adalah pilihan yang buruk. Namun, hanya satu kandidat yang membuat mereka takut.

Sejak Lisa Troadec masuk Islam dan mulai mengenakan hijab hampir satu dekade lalu, wanita Prancis itu mengatakan dia telah menjadi target pelecehan verbal. Dia khawatir keterasingan yang dia rasakan semakin dalam jika pemimpin sayap kanan Marine Le Pen memenangi pemilihan presiden pada Minggu.

Desakan Le Pen agar wanita Muslim dilarang mengenakan hijab di ruang publik, kata Troadec, akan menjadi tindakan diskriminasi terhadap Muslim seperti dirinya yang tunduk pada nilai-nilai sekularisme Prancis. "Saya benar-benar takut Le Pen menang," kata Troadec, yang menjalani bisnis perawatan anak di Paris.

"Jika itu terjadi, saya tak yakin seperti apa kehidupan ini di kemudian hari." Berharap bisa mencegah Le Pen meraih kekuasaan, dia akan memilih Macron, tapi dengan penuh keberatan dan keterpaksaan.

Rekam jejak sang presiden terhadap Islam membuatnya sangat kecewa dan yakin bahwa sentimen anti-Muslim sedang bangkit di Prancis.

Macron mengatakan dia akan melawan apa yang disebutnya "separatisme kaum Islam" dan membela sekularisme Prancis, yang dia katakan memberi hak kepada setiap orang untuk menjalani keyakinannya. Dia mengatakan dia menentang pelarangan simbol-simbol agama di ruang publik.

Le Pen ingin di ruang publik orang-orang dilarang pemakaian hijab, tapi mengizinkan simbol-simbol agama lain seperti kippa, tutup kepala Yahudi. Dia berjanji memerangi "ideologi Islam" yang disebutnya "totaliter".

  • Bagikan