Dia menjelaskan, para ahli sedang melakukan penyelidikan, termasuk di Indonesia. “Sebagian ketemu Adenovirus 41, sebagian ketemu SARS-CoV2, sebagian kombinasi dua virus itu, dan masih mungkin dipicu penyebab lain,” ujarnya.
Lebih lanjut kata dia, Adenovirus merupakan virus umum yang sebabkan berbagai penyakit: pilek, demam, sakit tenggorokan, bronkitis, pneumonia, dan diare.
Adenovirus 41 belum pernah terkait dengan hepatitis, dan patogen umum ini biasanya bisa sembuh sendiri.
Menurutnya, hepatitis akut ini sangat misterius karena beberapa anak meninggal. Bahkan 10 dari 145 pasien dengan hepatitis akut ini memerlukan transplantasi hati seperti di Inggris.
Lantas bagaimana mendiagnosis hepatitis misterius ini? Dijelaskan, belum ada tes yang memastikan. Tapi syaratnya adalah pasien harus negatif terhadap virus hepatitis A, B, C, D, E dan dengan kadar enzim transaminase lebih dari 500 unit per liter.
Sebagian besar anak-anak yang terindikasi ini mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning. Tes laboratoriumnya juga menunjukkan tanda-tanda peradangan hati parah. Sebagian besar anak tidak mengalami demam.
Menjawab pertanyaan apakah penyakit misterius ini ada hubungannya dengan vaksin Covid-19, dia menyebut belum ada data yang bisa memastikan. Namun sebagian besar anak-anak yang terkena hepatitis misterius ini justru belum menerima vaksinasi Covid-19. (selfi/fajar)