Ibu dua anak ini kemudian berharap LKSA dapat lebih masif melakukan kolaborasi dengan pemerintah demi mendukung pendampingan anak-anak yang tidak hanya cukup dengan bekal mental, spiritual, dan intelektual.
“Kami berharap kolaborasi antara pemda dan LKSA, dengan pemerintah kecamatan dan desa, semakin dimasifkan. Misalnya ingin mengembangkan skill-nya anak-anak kita. Nah, itu boleh dikomunikasikan dengan kita, apakah pemda memfasilitisi berbagai lembaga lain yang punya program untuk datang ke LKSA atau anak-anak yang punya minat tersebut, kita kirim ke berbagai lembaga, termasuk yang dibawahi LKSA,” papar dia.
Dikatakannya, anak-anak tak cukup dikuatkan mentalnya, spiritualnya, dan intelektualnya, tetapi juga harus dibekali dengan keterampilan. “Ketika dianggap sudah cukup dewasa, sudah bisa mandiri, kita lepas mereka ke dalam masyarakat untuk memberikan arti yang lebih banyak, serta bermanfaat kepada orang lain,” terangnya.
Lanjut ia mengatakan, sudah saatnya anak-anak mulai disiapkan dari hulu ke hilir. Artinya apa, bahwa anak-anak ini disiapkan mentalnya, emosianalnya, spiritualnya dan intelektualnya, baru kemudian dilengkapi dengan keterampilan.
“Setelah itu, barulah kita lepas dia dengan bantuan modal, mulai dari ultramikro dan ke depan, merekalah yang akan membuka lapangan kerja, sehingga lengkap dan paripurna bantuan pendampingan yang kita berikan kepada anak-anak ini,” pungkasnya. (ZJA/LH)