Setelah tidak adanya incumbent, lanjutnya, akan menjadi pertarungan bebas sekaligus memunculkan figur baru. Meski belum banyak bermunculan, tetapi kata Adi yang paling nyata pergerakannya adalah gerakan "Anak Rakyat" yang digawangi oleh politikus Nasdem, Rudianto Lallo.
"Rudi itu jam terbangnya sudah tak diragukan. Posisinya sebagai ketua DPRD menguntungkannya. Selama ini juga proaktif dalam kegiatan kemasyarakatan," katanya.
Lanjut Adi, jika gerakan relawan Anak Rakyat ini mulus hingga tahapan Pilwalkot, maka bisa menjadi lawan berat bagi Appi. Sosoknya juga selama ini dikenal populis dan punya konstituen yang jelas.
"Bisa mengimbangi Appi, bisa jadi figur kuat disamping partainya salah satu partai besar. Apalagi sudah jauh hari menggalang relawan Anak Rakyat ini. Jadi saya kira dua figur ini bisa berhadapan," ujarnya.
Pengamat Politik dari Unismuh Makassar Luhur A Priyanto menilai pengalaman Appi dua kali kalah memang bisa menjadi pengalaman berharga. Tetapi pengalaman tanding saja tak cukup untuk memenangkan kontestasi.
"Perlu peningkatan intensitas enggagment (kedekatan) dengan pemilih, sehingga tidak menjadi kandidat yang elitis dan hadir di momen tahapan Pilwalkot saja. Dengan memimpin Partai Golkar Makassar, Appi punya akses berinteraksi intensif dengan pemilih dan membangun jejaring pendukung," ujar Luhur.
Sedangkan RL, akronim Rudianto Lallo kini berada di lingkaran kekuasaan. Posisi ini bisa menguntungkan sekaligus merugikan bagi RL.
"Menguntungkan karena ia kini bisa mendesain, membangun dan mengembangkan basis politiknya dengan sumberdaya kekuasaan Pemkot yg tersedia.