Oleh: M Anshar Akil
Suatu hari aku berdialog dengan pikiranku..
Siapa engkau? Bagaimana wujudmu? Apa tujuanmu?
Pikiranku, dzat yang sangat halus dalam diriku
Menggerakan seluruh tubuhku, sepanjang waktu,
Dalam suka dan duka,
Kadang dekat, kadang jauh,
tapi tidak pernah berpisah denganku.
Pikiranku satu, tapi wujudnya banyak…
Kadang pikiran diam, marah, usil, berbangga diri, cemas, gelisah, Iri, dengki, selalu merasa diri benar, menyerang orang lain,
menghardik, mengumpat, jarang memuji, mengharap pujian…
Kadang kala damai, harmoni, tenang, berbisik, duduk dalam sepi..
Kadang berjalan pelan, berlari, melompat, terbang, mencapai puncak ke puncak
Terus mendaki tanpa henti…
Kadang saya merasa kasihan dengan pikiranku, kadang menyesalinya, malu atau menyalahkannya.
Kadang berbangga, kadang lupa diri, juga kadang ingat kepada Tuhan.
Pikiranku bisa membawaku dekat dengan orang lain, atau membuat jarak..
Dekat dengan alam, merusak atau menghindar…
Dekat dengan Tuhan atau menjauh…
Pikiranku kadang punya tujuan sendiri untuk berbangga-bangga, minta lebih banyak nikmat, suka mengeluh dan menyalahkan segala yang tidak sesuai kemauannya…
Tapi saya selau berusaha mengajak pikiran ku tenang,
bersih, damai, bahagia, untuk mengenal dan dekat dengan Tuhan,
namun kadang pikiranku punya agenda sendiri yang tidak bisa kukendalikan.
Tugas beratku, perlu mengendalikan pikiranku agar manfaat bagi orang lain, menyayangi semesta, dan lebih mengenal Tuhan.
Bukan lagi pikiran selalu berjalan ke arah yang jauh dari fitrahku,
tapi pikiranku yang menjadi sahabat sejatiku melalui jalan-jalan kebaikan,
mejadi kebanggaanku, dan bersyukur bisa bersamanya selama hidupku….
(Makassar, pagi 10 Desember 2020)