Dia juga berjanji akan memberikan kemudahan perizinan untuk siapapun yang ingin berinvestasi di Bantaeng. Dia menegaskan kepada bawahannya untuk tidak mempersulit para investor di Bantaeng.
"Selama tidak bertentangan dengan regulasi, kami akan permudah. Kabari saya kalau ada yang dipersulit. Kalau ada anggota ku yang sengaja akrobat mengenai perizinan, biar saya yang laundry," katanya.
Dia juga menggambarkan, kawasan Pajukukang dan sekitarnya adalah salah satu kawasan strategis untuk pengembang perumahan. Dia menyebut, perumahan yang ada di kawasan ini akan menopang keberadaan Kawasan Industri Bantaeng (KIBA) yang juga sudah mulai berkembang.
"Perumahan-perumahan ini nantinya akan menjadi penopang kawasan industri kita," jelas dia.
Selain itu, keberadaan perumahan ini juga akan menopang keberadaan Kampus UMI di Bantaeng. "Kampus ini sudah mulai tahap pembangunan. Keberadaan perumahan ini, tentu akan menjadi penopang pembangunan," jelas dia.
Tangis Guru Honorer
Syarifuddin bersama istri dan anaknya langsung sujud syukur begitu mengetahui dirinya sebagai orang yang mendapatkan rumah dalam program Ramadan Rumah Impian (RRI) DPD REI Sulsel. Satu rumah yang terletak di BTN Bumi Tanetea, Desa Nipa-nipa, Kecamatan Pajukukang, Bantaeng tersebut diserahkan kepada Syarifuddin.
Tangisannya pecah dalam sujud syukur itu. Syarifuddin adalah guru honorer yang juga kadang mengajar mengaji dan menjadi imam masjid. Selama ini, dia tinggal menumpang di rumah kerabatnya yang sudah reot.
Upah Syarifuddin yang menjadi honorer di pondok pesantren ini hanya mencapai Rp450 ribu per bulan. Gaji sebesar itu hanya cukup untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Harapan untuk membeli rumah yang layak dengan gaji sebesar itu hanyalah mimpi belaka.