FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Cawe cawe politik ala Jokowi tidak hanya menggegerkan kubu oposisi. Kubu internal PDIP sendiri juga dikabarkan retak.
Hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dikabarkan retak.
Hal itu diduga terjadi karena ada kesepakatan siapa bakal calon wakil presiden (bacawapres) yang akan mendampingi Ganjar Pranowo dalam Pemilu tahun depan.
Megawati dikabarkan tak senang dengan cawe-cawe Jokowi dalam menyodorkan nama bacawapres Ganjar. Hal itu kemudian membuat Jokowi tidak nyaman.
Sumber valid menyebut Jokowi dikabarkan menyodorkan nama Erick Thohir dan Sandiaga Uno ke Megawati.
Ada dua partai kubu pemerintah yang menyodorkan nama untuk dipaketkan dengan Ganjar. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyodorkan nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga S. Uno dan Partai Amanat Nasional (PAN) menyodorkan Menteri BUMN Erick Thohir.
Namun Megawati dengan tegas mengatakan soal bacawapres Ganjar akan diumumkan pada waktunya. Presiden RI ke-5 itu menegaskan nama yang disodorkan ke dirinya sangat banyak. Ibarat kereta, Megawati menyebutnya gerbong sudah penuh karena diisi banyak orang.
Cawe-cawe Jokowi tak hanya terkait penentuan calon pendamping Ganjar saja, namun diduga ada upaya menjegal bakal calon presiden (bacapres) lainnya ikut bertarung.
Paling terlihat adalah upaya penjegalan Anies Baswedan melalui kasus yang menimpa Partai Nasdem dan Partai Demokrat.
Analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Armin Arsyad mengatakan, seorang presiden boleh ikut campur dalam semua hal. Tetapi untuk kepentingan seluruh rakyat, bukan kepentingan untuk calon tertentu karena ia kepala negara.