Curhat Warga Rewatayya Setahun Setengah Kesulitan Air Bersih, IAS Respons Begini

  • Bagikan

"Jika tidak mendapat support agar pelestarian bisa berjalan baik, kawasan hutan itu akan habis karena penebangan liar untuk berbagai kepentingan warga. Padahal, hutan mangrove itu merupakan nyawa pulau Tanakeke untuk bisa bertahan dari abrasi," jelas Marwanti.

Perjalanan terakhir GubernurKu berujung di Desa Rewatayya. Selain ditemani tokoh masyarakat Tanakeke, Jafry Timbo Deng Rola, juga hadir tokoh pemuda Rewatayya, Rahman Daeng Lewa.

Silaturahmi dengan warga juga tidak lepas menjadi ajang curhat.

Mereka bersemangat mengingat IAS satu-satunya calon gubernur yang pernah menyapa langsung warga di Tanakeke.

Air bersih menjadi keluhan utama warga Rewatayya. Sejak setahun terakhir, mereka terpaksa berjibaku mengangkut air bersih dari pulau atau desa tetangga.

Air sumur galian tidak layak minum karena masih bergaram.

Itu karena Sistem Penyediaan Air Minum Ibukota Kecamatan (SPAM) di Rwatayya, yang merupakan penyulingan air laut menjadi air tawar tidak lagi berfungsi setahun terakhir.

Kades Rewatayya, Nurdin Halid berharap ada upaya pemerintah untuk bisa memfungsikan kembali SPAM IKK tersebut.

"Seingat kami, sesaat sebelum berhenti beroperasi, hasil penyulingan airnya masih sangat asin. Entah apa yang rusak, tapi setelah itu, tidak ada pagi operasi," kata kades yang menjalani tahun pertamanya itu.

Merespons sederet keluhan itu, IAS mengaku bersyukur bisa melihat dan merasakan langsung kesulitan hidup warga Kepulauan Tanakeke di enam desa yang ada.

"Ke depan, jika memegang kewenangan, saya tidak butuh lagi laporan karena sudah melihat langsung," kata wali kota Makassar 2004-2014 yang dijuluki Bapak Pembangunan Kota Makassar itu. (*)

  • Bagikan