Dia juga mengakui pentingnya seluruh pemangku kepentingan untuk saling bergerak bersama mengatasi prevalensi (penyebaran) obesitas ini. Pemerintah, pelaku usaha, organisasi masyarakat, serta individu masing-masing harus aktif berkontribusi dalam upaya pencegahan obesitas.
"Keterlibatan semua pihak dalam memberikan informasi gizi sangat penting. Mulai dari pemerintah, pelaku usaha dengan izin edar yang menyertakan informasi nilai gizi, hingga komunitas sekolah, guru, kepala sekolah, dan petugas kantin yang harus mencapai gizi seimbang dalam menu makanan sekolah," tegas Rita.
Terkini, BPOM menerapkan kewajiban bagi seluruh produsen makanan kemasan untuk menyediakan label informasi nilai gizi pada kemasan produk mereka. Informasi yang wajib dicantumkan mencakup jumlah energi, gula, garam, lemak, dan lemak jenuh yang terkandung dalam makanan.
Rita pun berharap dengan adanya informasi ini, masyarakat dapat lebih sadar mengenai jumlah gula yang dibutuhkan oleh tubuh mereka.
"Semua produk kemasan, baik yang diproduksi oleh industri besar maupun industri usaha mikro kecil, wajib menyediakan informasi nilai gizi," ungkap dia.
Namun, lebih dari sekadar memberikan label informasi gizi, BPOM juga aktif melakukan edukasi terkait pentingnya gizi seimbang kepada berbagai pihak.
"Masalah obesitas bukan hanya terkait dengan jenis pangan yang dikonsumsi, tetapi juga berhubungan erat dengan pola hidup dan aktivitas fisik. Orang tua harus ikutsertakan anak-anak dalam latihan fisik dan olahraga, serta memberikan pola makan yang seimbang," tutupnya.