menghindari konflik. Diawali dengan komunikasi yang baik, pada akhirnya anak akan menyadari bahwa membahagiakan orang tua tidak harus dengan jalan mengubur impian mereka,” ungkapnya.
Rasa bangga dan optimis terhadap film ini bukan hanya dirasakan oleh orang-orang di balik layarnya saja, namun para pemainnya pun ikut menyampaikan rasa tidak sabarnya menanti penayangan film ini di bioskop-bioskop di Indonesia, seperti yang disampaikan oleh Arif Brata.
“Kalau sekarang baru official trailer dan poster film Keluar Main 1994 yang dirilis, saya ingin filmnya segera dirilis, karena film ini luar biasa, rasa nostalgia dan bagaimana remaja di zaman itu mencari jati diri tergambar dengan sangat baik. Ibo, karakter yang saya perankan di sini, begitu cinta kepada sepak bola, tapi di sisi lain dia juga harus utamakan sekolahnya, sesuai dengan keinginan orang tuanya, dan disanalah ada Vivi yang datang di hidup Ibo, yang ternyata justru menimbulkan sebuah dilema. Nggak sabar rasanya menunggu film ini tayang,” ungkap Arif.
Film berbahasa Indonesia dengan dialek Makassar ini siap menghibur penonton di bioskop dengan ceritanya yang lahir dari keprihatinan akan masalah minat bakat anak yang seringkali berbenturan dengan visi dan rencana orang tua terhadap masa depan anaknya.
Di satu sisi, anak merasa memiliki hak untuk memilih jalur karir yang diimpikannya sementara di sisi lain orang tua yang merasa sudah memiliki pengalaman hidup di masa lalu merasa berkewajiban untuk mengarahkan anaknya ke jalur terbaik menurut mereka.