Suku Bajo: Melestarikan Tradisi, Menjaga Kesehatan, dan Menangkal Covid-19

  • Bagikan
Pemukiman Suku Bajo

Meskipun pengetahuan dan sikap Suku Bajo terhadap PHBS cukup baik, namun pada praktiknya masih perlu untuk ditingkatkan.

Upaya multi-sektoral seperti edukasi, akses ke sarana prasarana dan peran keluarga atau masyarakat, diperlukan untuk meningkatkan penerapan PHBS.

Penanggulangan Covid-19

Suku Bajo menunjukkan ketahanan luar biasa dalam menghadapi pandemi Covid-19. Vaksinasi di komunitas mereka sukses dengan partisipasi tinggi, mencapai 85 persen untuk dosis pertama dan 75 persen untuk dosis kedua.

Faktor-faktor yang mendukung tingginya tingkat vaksinasi di Suku Bajo termasuk kepercayaan terhadap pemerintah, akses mudah ke layanan kesehatan, dan edukasi yang jelas dalam dua bahasa, Indonesia dan Bajo.

Masa Endemi dan Upaya Berkelanjutan

Memasuki masa endemi, Pemerintah Kabupaten Wakatobi terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat Suku Bajo, tentang pentingnya vaksinasi dan PHBS.

Dinas Kesehatan juga senantiasa aktif mensosialisasikan pesan kesehatan melalui berbagai platform, kepada masyarakat secara luas. Tidak terkecuali Suku Bajo.

Upaya itu juga dilakukan dengan menggandeng berbagai pihak lain, baik swasta, komunitas, dan sebagainya. Tetmasuk Yayasan Inanta yang memang mengusungbprogram pemulihan Covid–19.

Direktur Eksekutif Inanta, Leonardy Sambo mengatakan, pihaknya turut ambil bagian dalam upaya pemulihan kesehatan masyarakat pasca pandemi. Itu dilakukan dengan menggandeng berbagai pihak.

”Yayasan Inanta melalui program pemulihan Covid19, bekerja sama dengan Filantropi Indonesia, Ford Foundation, dan Kementerian Dalam Negeri, turut berkontribusi dalam edukasi penuntasan vaksinasi dan penerapan PHBS di komunitas Suku Bajo,” kata dia. (wid)

  • Bagikan