FAJAR.CO.ID, MAROS - Hingga saat ini krisis air bersih masih terjadi di Kabupaten Maros.
Dimana kini ada sekitar 21.139 jiwa warga di Kabupaten Maros terdampak krisis air bersih.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros, Nasrul mengatakan kekeringan saat ini sudah melanda empat kecamatan di daerah pesisir.
"Wilayah kekeringan yakni Kecamatan Bontoa, Lau, Maros Baru dan Marusu dengan total 21.139 jiwa yang terdampak," sebutnya.
Saat ini kata dia, pihaknya telah menyalurkan 120 tangki air bersih dengan rincian Kecamatan Bontoa 88 tangki, Kecamatan Lau 8 tangki dan Kecamatan Maros baru 24 tangki.
"Total yang tersalur sudah 600.000 liter, tiap harinya kami salurkan 30.000 liter menggunakan truk tangki kapasitas 5.000 liter," jelasnya.
Penyaluran akan di lakukan di satu titik yang dekat dengan pemukiman warga. Kemudian warga bisa membawa wadah masing-masing untuk menampung air dari tangki.
Diakuinya ada beberapa kendala yang dihadapi selama proses penyaluran air bersih ini.
Salah satunya jarak dari titik pengambilan air ke lokasi cukup jauh, sehingga pemakaian BBM tinggi.
Selanjutnya, antrean BBM panjang mengakibatkan penyaluran terkadang dilakukan hingga malam hari.
"Banyak juga mobil tangki yang menjual air yang mengambil air di sumber air tersebut, sehingga kami juga harus antre," jelasnya.
Selain itu, kata dia, anggaran untuk penyaluran pun sangat terbatas.
"Anggaran kami hanya Rp30 juta dari anggaran tahunan BPBD, padahal kemarau masih terdampak sampai sekarang," katanya.