Pemetaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang memiliki potensi tinggi terkena dampak banjir. Pemetaan ini mulai dilakukan dari tanggal 17 Januari 2025 sampai 4 Februari 2025, dan diserahkan pada Penjabat Desa Lero pada hari Kamis, 6 Februari 2025.
Riezky, Penanggung Jawab Program SILERO, menyampaikan bahwa program ini merupakan salah satu bentuk kontribusi mahasiswa dalam membangun ketangguhan desa terhadap bencana.
“Kami berharap dengan adanya program SILERO, masyarakat Desa Lero dapat lebih siap dalam menghadapi kemungkinan bencana dan mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan,” ujar Riezky.
Penjabat Desa Lero, Fatma, SM, mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN-T Unhas dalam menghadirkan program yang bermanfaat bagi masyarakat. “Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa KKN-T yang telah memberikan edukasi yang sangat penting bagi warga kami. Program ini sangat membantu dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana,” kata Fatma.
Dengan diserahkannya Peta Rawan Bencana Banjir Desa Lero pada pihak desa, maka berakhir pula program SILERO. Mahasiswa KKN-T Gelombang 113 Unhas berharap agar masyarakat Desa Lero dapat terus menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, diharapkan program ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah setempat untuk membuat jalur evakuasi dan meningkatkan mitigasi di Desa Lero, termasuk pertahanan tanggul pencegah abrasi dan juga banjir ROB yang lebih kuat dan efektif. (rls)