"Warga kepulauan tentunya akan sangat terbantu dengan adanya bantuan hasil kolaborasi pemerintah kota, provinsi, dan pusat dalam memenuhi kebutuhan pokok warga khususnya ketersediaan air siap minum," kata Rudy.
Berdayakan SMK
Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Muhammad Jufri mengatakan, anak SMK akan dilibatkan dalam melakukan perawatan instalasi arsinum di wilayah kepulauan.
"Untuk program ini sudah ada anak-anak kami yang duduk di bangku SMK. Untuk saat ini sudah ada 30 orang. Ke depan akan banyak lagi," terang dia.
Perekayasa Pertama Pusat Teknologi Lingkungan BPPT, Imam Septiadi, menjelaskan terkait proses penyaringan air siap minum ini. Katanya itu berasal dari air sumur yang sebenarnya masih asin.
Penyaringan pasir dilakukan untuk menghasilkan air bersih. Air baku ini menuju proses peningkatan menjadi air minum.
Selanjutnya, terjadi proses penyaringan molekul, selain molekul air. Molekul lainnya tidak dapat masuk, termasuk garam, bakteri, dan mikroba.
"Jadi yang keluar benar-benar air bersih. Dari penampungan ini juga ada ultra violet juga. Untuk menghindari kontaminasi, sebelum masuk galon kita ada ultra violet lagi, jadi dua kali sterilisasinya," jelasnya.
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Sulsel, M Iqbal Suhaeb, menambahkan, ketersediaan arsinum sebelumnya sudah ada dari hibah swasta. Hanya saja saat itu beberapa sudah tak laik fungsi lantaran tak ada proses monitoring alat atau perbaikan.
"Barulah saat ini pemerintah turun tangan melakukan pemantauan. Rencana seluruh wilayah kepulauan bukan hanya di Makassar yang ada instalasi air minum," ucap dia. (*)