Diakuinya permintaan Kopi Benteng Tonasa cukup besar. Dalan enam bulan terakhir misalnya, ia sudah menyuplai sekitar 600kg kopi dalam bentuk kemasan yang di-roaster sendiri ke sejumlah warkop di wilayah Makassar, beberapa juga ke daerah kabupaten di sekitarnya.
Ancol mengatakan, saat ini dirinya memang masih menggarap market bawah untuk level warkop. Kedepan ia berharap akan terus berkembang di level horeca, bahkan untuk ekspor nantinya.
"Saat ini kita juga sudah memiliki pasar kopi jenis peminum yang disupply untuk kebutuhan rumahan. Semoga kedepan bisa terus berkembang, karena saya lagi lihat pasar lain ini di luar Pulau Sulawesi," ujarnya.
Melihat besarnya potensi kopi, pemerintah setempat tahun ini telah menyalurkan sebanyak 2.500 bibit kopi jenis arabika kepada para petani dengan luas lahan sekitar 2 hektare.
"Keberadaan kopi di Desa Tonasa sekaligus dapat dimanfaatkan Badan Usaha Milik Desa. Tentu pemerintah akan sangat mendukung hasil bumi kita ini," kata Kepala Desa Tonasa, Anwar Jama.
Melalui perkebunan kopi, pemerintah optimis dapat mensejahterakan dan memberdayakan masyarakat Desa Tonasa.
"Alhamdulillah, di bulan ini, para petani telah kembali bersiap untuk memasuki musim panen. Musim panen itu masik bukan 6 sampai 8 setiap tahunnya," tutupnya. (endra/fajar)