Lonjakan Covid-19 akibat Varian Omicron, P2G Sebut PTM 100 Persen Tidak Aman bagi Guru dan Siswa

  • Bagikan
Ilustrasi PTM

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Covid-19 varian Omicron cepat menyebar. Itu memicu lonjakan kasus dalam beberapa hari terakhir. Namun, mayoritas yang terinfeksi Omicron kini telah sembuh.

Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, dari 745 pasien positif varian Omicron yang dirawat di isolasi terpusat RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, sebanyak 717 orang (96 persen) telah dinyatakan sembuh. ”Sisanya masih dalam perawatan,” katanya.

Sementara itu, tercatat total 777 pasien Omicron yang dirawat di rumah sakit. Sebanyak 88 persen atau 689 orang di antaranya dinyatakan sembuh. Sedangkan 88 orang lainnya masih dirawat.

Meski demikian, kasus positif harian terus menanjak. Kemarin (26/1) kasus positif harian mencapai rekor tertinggi, yakni 7.010 kasus baru. Kenaikan angka kasus Covid-19 yang terus melejit kian membuat para guru khawatir. Apalagi, banyak sekolah yang masih menjalankan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.

Di Jakarta, misalnya, 90 sekolah ditutup karena ada siswa dan gurunya yang positif Covid-19. Jumlah itu merupakan akumulasi di setiap pekan. Bahkan, ada sekolah yang tercatat dua kali menghentikan PTM-nya karena muncul kasus positif Covid-19.

Kepala Bidang Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Iman Zanatul Haeri meyakini jumlah sekolah yang ditutup sejatinya lebih dari itu. Sebab, ada orang tua yang belum melapor ke sekolah dan dinas pendidikan soal kasus positif Covid-19. ”PTM 100 persen di tengah kondisi ini sejatinya tidak aman bagi guru dan siswa,” ungkapnya.

  • Bagikan