Imbas Kelangkaan, Sopir Truk Lintas Daerah Terpaksa Menginap di Kampung Orang Demi Solar

  • Bagikan
IST

FAJAR.CO.ID, TAKALAR -- Amri harus mengelus dada. Meski antrean panjang mengular di SPBU yang terletak di Jalan Poros Takalar-Jeneponto, sopir truk lintas kabupaten ini harus menunggu selama satu malam, atau bahkan lebih.

Diketahui, kelangkaan solar di sana membuat Amri dan sopir truk lainnya harus menunggu. Mereka kukuh tak ingin melanjutkan perjalanan sebelum BBM itu memenuhi tangki truk miliknya.

Namun, imbas dari kelangkaan solar itu, banyak waktunya yang terbuang di SPBU itu. Pendapatannya pun menurun drastis.

"Termasuk mengganggu pendapatan juga, Pak. Kita sudah mau keluar, langka ini solar, tidak jadi. Seandainya sudah ada solar, mungkin sejak tadi malam kita jalan," katanya, saat ditemui, Jumat (25/3/2022).

Amri mengaku, di daerah asalnya juga mengalami kelangkaan. Tetapi untungnya, dia berhasil mendapat solar meski hanya sedikit. Namun sesampainya di Poros Takalar-Jeneponto, mau tidak mau, Amri harus berhenti untuk mengisi ulang BBM.

Pria berusia 34 tahun itu mengaku, dia tak ingin beralih ke jenis BBM lain, seperti dexlite. Alasannya, harganya sangat tinggi sehingga dapat menguras pendapatan bersihnya sebagai sopir truk.

"Kalau dexlite itu mahal harganya. Ini kan Rp5.150. Kalau dexlite Rp13.250. Kalau mahal begitu, kita mau dapat apa," bebernya.

Senasib dengan Amri dan Ancu, sopir truk ini mengaku sudah menginap di SPBU itu selama satu malam hanya demi solar memenuhi isi tangkinya. Juga demi melanjutkan perjalannya ke Makassar.

"Saya dari Pinrang. Di Pinrang susah juga. Saya bermalam di sini satu malam. Sudah ada satu bulan langka. Kalau tidak ada, ya kami menunggu. Daripada tidak ada mobil," jelasnya.

  • Bagikan