Sementara itu, Dekan Fisip Universitas Tadulako Palu, Prof Khairil, mengawali materinya dengan membahas kesombongan makhluk iblis yang tak mau sujud ke Nabi as.
"Kisah ini menjadi contoh bahwa mau sampai kapan, di atas langit ada langit, di atas orang pintar, ada orang pintar. semua itu hanya sementara. Makanya kita manusia jangan menjadi pribadi sombong,” kata Khairil.
Dia menjelaskan, pada prinsipnya, etika komunikasi yang digunakan dapat menunjukkan jati diri seseorang. Untuk itu, pentingnya memperahtikan etika ketika membangun komunikasi dengan orang lain.
“Kita bisa mudah mengukur karakter seseorang lewat etika, bahkan kita bisa tahu tingkat pendidikanya dari awal dia berkomunikasi, makanya sangat mendasar untuk kita memahami etika komunikasi ini,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, kegiatan majelis komunikasi umi juga dihadiri Wakil Dekan Fakultas Sastra UMI, para dosen Fakultas Sastra UMI, para mahasiswa dan sejumlah dosen Universitas Tadulako Palu. (selfi/fajar)