FAJAR.CO.ID -- Partai Demokrat heran atas penunjukan Luhut Binsar Panjaitan menjadi Ketua Dewan Sumber Daya Air (SDA) Nasional. Padahal, Jokowi baru saja marah-marah di sidang kabinet paripurna.
Salah satu penyebab Jokowi marah adalah masalah wacana perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilu. Dimana salah satu biang kerok atau pendengungnya adalah Luhut Binsar Panjaitan.
Menanggapi ini, Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani memberikan tanggapan.
Kamhar mengakui bahwa penunjukan jabatan merupakan sepenuhnya hak prerogatif Jokowi sebagai presiden.
Namun, dia menyampaikan penunjukan ini terasa tidak pas lantaran saat ini masih terjadi kegaduhan politik.
Menurutnya, itu bertolak belakang lantaran Jokowi justru mengangkat Luhut Panjaitan pada jabatan baru usai kejadian marah-marah di sidang kabinet paripurna di Istana Negara Jakarta.
“Pengangkatan LBP ini membuat publik mempertanyakan sikap Presiden yang beberapa waktu lalu mempertontonkan kemarahan terhadap pembantu-pembantunya yang berada di balik wacana penundaan pemilu, perpanjangan masa jabatan presiden, dan penambahan periodisasi presiden di depan publik,” jelasnya, Sabtu (9/4).
“Penunjukan LBP menjadikan peristiwa marah-marah di sidang kabinet hanya menjadi sandiwara di siang bolong yang tak lucu. Marah-marah tanpa hasil,” katanya.
“Mungkin Presiden nggak mikir jika itu mendegradasi kewibawaannya,” jelasnya lagi.
“Penunjukan ini juga menandakan Presiden abai terhadap aspirasi rakyat dan mahasiswa yang masih terus berdemo, termasuk banyak pihak yang meminta presiden menertibkan dan bertindak tegas untuk memberi sanksi terhadap pembantunya yang menjadi penyebab kegaduhan politik termasuk LBP,” lanjutnya lagi.