Tentunya READSI terus melakukan pengawalan dan pendampingan dari awal hingga pasca-Sekolah Lapangan (SL) dilaksanakan dengan mengevaluasi kembali lokasi atau wilayah pelaksanaan SL.
Dengan adanya evaluasi ini dapat mengetahui perkembangan KWT pasca-SL dan melihat tingkat keberhasilan petani terhadap sekolah lapang dan bimbingan lanjutan yang sudah dilaksanakan di waktu sebelumnya. Selain itu, untuk melihat sejauhmana penerapan pengamplikasian KWT di lapangan dan kendala yang dihadapi.
“Setelah pelaksanaan Sekolah Lapang (SL), Bimbingan Lanjut dan Sosialiasi Perbaikan Gizi di waktu lalu, tentunya READSI kembali memonitoring dan mengevaluasi kembali penerapan dan sejauhmana perkembangan KWT di lapangan,” kata Pendamping Monev READSI M. Apuk Ismane, Rabu (18/5/2022).
Ismane mengatakan, tindak lanjut dari kegiatan ini nantinya akan dilakukan pengembangan kelompok, sehingga penerapan pelaksanaan pemanfaatan pekarangan ini bisa meluas hingga kelompok lainnya. Selain itu, ke depan, dilakukan lagi bimbingan lanjut, sehingga dapat berkembang, baik itu pembentukan koperasi hingga menjadi lokasi percontohan di Kabupaten lainnya.
Harapan terbesarnya adalah meningkatkan ekonomi masyarakat melalui berbagai kegiatan di bidang pertanian, dengan pemanfaatan lahan pekarangan KWT yang memiliki kemampuan swasembada atau kemandirian dalam bidang ekonomi, sehingga satu atau dua tahun ke depan, betul-betul menjadi dusun yang mandiri.
Kepala Desa Sumber Harum, Paiman Adi Purnomo, mengatakan, anggota KWT Sumber Mulia dan Mawar betul-betul telah menerapkan ilmu yang mereka peroleh dari Sekolah Lapang beberapa waktu lalu dengan melihat pertanaman pekarangan yang saat ini sudah tumbuh subur dan menghasilkan buah dan sayuran.