“Mereka memiliki semangat yang luar biasa, dengan adanya tanaman pekarangan rumah tentunya bisa memenuhi kebutuhan dapur sehari-hari. Bahkan cukup untuk diberikan kepada tetangga sekitar. Pada saat tertentu, pedagang sayur juga membeli sayuran dan buah yang dihasilkan. Dari situlah ia mendapatkan tambahan penghasilan dan pendapatan keluarga,” ungkap Paiman.
Fasilitator Desa (FD) Sumber Harum, Nur Kayadi, mengungkapkan, adanya semangat yang tinggi dari KWT ini menjadikan pemanfataan pekarangan dianggap berhasil diterapkan.
“Karena selain anggotanya sendiri yang antusias ingin mempelajari kemudian menerapkan, tentunya juga tidak lepas dari dukungan pemerintah setempat, baik itu dari Dinas Pertanian, Camat, Desa, dan Penyuluh, semuanya memberi dukungan penuh terhadap upaya keberhasilan kegiatan ini. Begitupula dengan READSI yang terus mengawal dan mendampingi terlaksananya kegiatan ini sampai berhasil,” jelasnya.
Ketua KWT Mawar, Sri wahyuni, menyebutkan, ada banyak manfaat yang didapatkan dari Program READSI ini. Di antaranya, sebut dia, pemanfaatan lahan pekarangan yang baik dan bermanfaat, pembelajaran tata cara penanaman sayur mulai dari pembibitan, penanaman, pemupukan, penyemprotan hama hingga pemanenan.
“Di mana sebelumnya kami tidak mengerti memanfaatkan dan mengolah pekarangan. Yang kami tahu pekarangan itu hanya untuk ditanami tanaman hias. Namun, setelah adanya kegiatan SL yang dilaksanakan READSI, kami jadi memanfaatkan pekarangan untuk menanam sayuran yang bermanfaat bagi keluarga kami dan masyarakat sekitar, pungkas Sri. (rilis kementan-bppsdmp)