Mewakili Icraf Indonesia, Dr Beria Leimona, mengungkapkan, dalam penyusunan peta jalan kakao ini melibatkan penta helix. Selain itu, semua ide dasarnya datang dari bawah atau botttom up.
"Icraf berharap, semua kebijakan berbasis data yang kuat. Ini tentunya yang sangat digalakkan melalui monitoring dan evaluasi. Bagaimana kabupaten bisa berkontribusi terhadap wacana perubahan iklim, dan tuntutan konsumen dalam memilih produk berkelanjutan," jelasnya.
Ia menambahkan, Icraf memperkenalkan pengembangan kakao secara agroforestri. Dimana, petani juga bisa menanam durian, aren, hingga peternakan madu. Hal ini menjadi salah satu sistem pertanian agar petani bisa terbantu.
"Kalau hanya mengandalkan satu tanaman, ekonomi petani kita akan hancur ketika terjadi perubahan iklim. Karena itu, harus ada diversifikasi untuk menopang kehidupan ekonomi mereka menjadi lebih stabil," pungkasnya.(Muhsin/Fajar)