Pun pada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, di mana prevalensi stunting di Kabupaten Luwu Utara juga berada pada posisi terbaik di Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya berada pada peringkat kedua terbaik (terendah) setelah kota Makassar, yaitu 19,5%.
Berdasarkan SSGI, posisi Luwu Utara berada pada peringkat kedua terbaik di Sulsel, dengan prevalensi stunting 19,5%. “Tahun ini, SSGI baru saja menyelesaikan surveinya. Semoga tahun 2022 ini, Kabupaten Luwu Utara sudah mendekati target nasional, yaitu 14%,” harapnya.
“Walaupun Kabupaten Luwu Utara sudah berada pada angka 19,5%, atau urutan kedua terbaik di Sulawesi Selatan, namun belum mencapai target nasional, yaitu 14%, sehingga Luwu Utara perlu masuk dalam program Aksi Stop Stunting tahun 2022,” ucapnya menambahkan.
Atas capaian tersebut, Bupati Indah Putri Indriani menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas terselenggaranya program ini di Luwu Utara. “Atas nama pemerintah daerah, saya menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan ini. Seperti yang kita saksikan tadi, meski penarikan datanya belum 100%, namun kita dapat melihat bahwa cukup banyak dampak positif yang dihasilkan dengan adanya program ini,” kata Indah.
Bupati beralias IDP ini sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena metode yang digunakan dalam program ini lebih kepada mengedukasi masyarakat di desa-desa. “Jadi, pendekatannya promotif-preventif, termasuk kuratif bagi kasus yang ditemukan,” imbuhnya.
Meski begitu, Indah mengingatkan untuk tidak cepat berpuas diri atas capaian tersebut. Menurutnya, yang paling penting adalah menjadikan hasil evaluasi program ASS ini sebagai sebuah catatan dan bahan tindak lanjut untuk mencapai target yang telah ditetapkan.