Pimpinan Rumah Tahfidz Ibnu Amir dalam sambutannya menyampaikan kondisi rumah tahfidz yang saat ini masih meminjam rumah untuk dijadikan rumah tahfidz karena belum memiliki tepat yang permanen dan juga belum mampu memberikan gaji kepada setiap guru yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing santri dalam menghafal al-Qur’an dan mengajarkan ilmu agama.
Sehingga kedepannya dia berharap dapat memiliki tempat yang lebih baik dari yang sekarang dan sifatnya milik rumah tahfidz dan juga dapat mensejahterakan guru-guru melalui infaq terbaik orang tua santri dan dari donatur.
Kegiatan wisuda berlangsung dengan sangat mengharu biru, membuat setiap yang hadir sampai meneteskan air mata melihat prosesi wisuda ketika santri penghafal dikalungkan medali dan diberikan ijazah, bukan hanya orang tua santri namun seluruh hadirin yang terdiri dari kurang lebih 500 orang ikut terbawa keadaan terutama ketika wisudawan menyanyikan lagu impian sahabat qur’an disertai puisi yang dipersembahkan untuk orang tua dan guru-guru mereka.
Dalam salah satu liriknya “kuhafal qur’an setulus hati, walau berat kan kulalui, demi satu cita mulia, menghantar ayah ibu ke syurga”.
Tangis haru semakin merebak ketika santri orang tua santri diminta naik kepanggung menghampiri anak-anak mereka, sehingga seisi gedung menjadi hening dan hanya terdengar isak tangis dan pelukan hangat sebagai tanda kesyukuran akan capaian anak-anak dalam menghafal al-Qur’an.