FAJAR.CO.ID, BELOPA -- PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) segera merampungkan pembangunan smelter di Luwu. BMS akan memproduksi feronikel dan nikel sulfat.
Tahap pertama BMS baru merealisasikan dua tungku dengan nilai investasi Rp2,88 triliun. Hingga 2030 mendatang, Kalla Group melalui anak usahanya, BMS, akan berinvestasi hingga Rp10 triliun untuk membangun 14 tungku.
Pada Rabu, 22 Februari kemarin, Founder Kalla Group Jusuf Kalla (JK) meninjau proses perampungan smelter di Desa Karang-karangan, Kecamatan Bua, Luwu. JK mengemukakan keberadaan perusahaan ini sangat bermanfaat bagi warga lokal.
JK mengatakan, pihaknya akan melihat kebutuhan pemda dan masyarakat Luwu. Apa saja yang dibutuhkan, pihaknya siap membantu.
"Berapa pendidikan, sosial, infrastruktur, penghijauan, yang terpenting keberadaan perusahaan ini masyarakat bisa mengambil manfaat,” kata Ketua Umum PMI ini.
Dia mengemukakan, pada tahap konstruksi, pihaknya mempekerjakan hampir 1.000 orang. Jika sudah rampung, perusahaan ini mampu menyerap hingga 4.000 tenaga kerja.
"Sekarang hampir seribu, itu baru seperlima, nanti kalau sudah operasi kira-kira empat ribu,” tandas JK.
Kendati demikian, JK tidak menampik ada tenaga kerja asing, namun dirinya menjelaskan tenaga asing yang bekerja hanyalah supervisi untuk menjamin mesin yang didatangkan berfungsi maksimal.
Mantan Ketua KADIN Sulsel ini juga meninjau dermaga di Kecamatan Bua.
Menurutnya, lokasi smelter di Luwu lebih strategis dibanding Sulawesi Tengah. Sebab, waktu pengangkutan bahan baku dari Kolaka ke Sulawesi Tengah sangat lama.