FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – PT Pupuk Indonesia (Persero) memiliki kapasitas produksi pupuk mencapai 13,9 juta ton, dengan rincian produksi urea sebesar 8,8 juta ton, NPK sebesar 3,8 juta ton, dan lainnya sekitar 1,3 juta ton. Kapasitas produksi ini telah mendukung ketersediaan pupuk subsidi dalam negeri.
VP Penjualan Wilayah 6 Pupuk Indonesia, Roh Eddy Andri W. Mengatakan bahwa alokasi pupuk bersubsidi ditetapkan sebesar 7,8 juta ton di tahun 2023. Dengan rincian pupuk jenis urea sebesar 4,6 juta ton dan NPK sebesar 3,2 juta ton.
“Dengan kapasitas produksi 8,8 juta ton, kemampuan produksi kita untuk mencukupi kebutuhan urea bersubsidi lebih dari cukup. Begitu juga dengan Pupuk NPK, dimana kemampuan produksi kita 3,5 juta ton, dengan kebutuhan NPK bersubsidi 3,2 juta ton,” demikian ungkap Roh Eddy di Makassar, Jumat (17/3/2023).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022, Pemerintah memfokuskan subsidi pupuk kepada tiga jenis yaitu Urea, NPK Phonska dan NPK Formula Khusus Kakao. “s.d 16 Maret 2023, kami telah menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai dengan Permentan Nomor 10 Tahun 2022 di Sulawesi Selatan, yang sudah tersalurkan 136.895 ton atau 20%, rinciannya Urea sebesar 83.362 ton, NPKPhonska sebesar51.282 ton, NPK kakao 2.251 ton,” tambahnya.
Sementara dari sisi stok, Roh Eddy mengatakan bahwa Pupuk Indonesia telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi di Sulawesi Selatan sebesar 49.887 ton di Gudang Lini III atau tingkat kabupaten. Jumlah stok tersebut setara 195% dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan Pemerintah yaitu sebesar 25.531 ton. Adapun rinciannya, stok Urea sebesar 34.548 ton dan NPK sebesar 15.339 ton, NPK Formula Khusus Kakao sebesar 1.454 ton.