Hotel Sepi di Momen Libur Lebaran Rugikan Perekonomian, Pengamat: Pekerjaan Rumah PHRI

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Pengamat Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr Anas Iswanto Anwar, menyebut meningkatnya kunjungan wisata di momen libur lebaran lazim terjadi. Tapi jika tidak berdampak pada okupansi atau hunian hotel, ia heran.

“Memang biasanya, satu paket antara liburan hari raya atau liburan lainnya mempengaruhi wisata. Karena kalau orang libur, selain silatturrahmi juga wisata,” ungkapnya kepada fajar.co.id, Kamis (27/4/2023).

Okupansi hotel, menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan (Sulsel) loyo di momen libur lebaran. Rata-rata hanya 25 hingga 30 persen hunian.

Keadaan demikian disebut jadi tren tahunan. Biasanya, baru normal setelah dua pekan usai lebaran.

Sedangkan di sektor pariwisata, di momen yang sama punya tren positif. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel mengatakan, tahun ini bahkan meningkat dari tahun sebelumnya.

Kondisi ini disayangkan Anas Iswanto Anwar. Ia bilang, momen ini mestinya jadi kesempatan bagi perhotelan.

“Alangkah ruginya, wisatawan meningkat, sementara okupansi menurun. Mestinya kan meningkat dan sejalan. Antara kunjungan wisatawan dan okupansi hotel,” jelas Anwar

Pengajar di Universitas Hasanuddin ini menerangkan, fasilitas menjadi poin penting dalam hal ini. Jika fasilitas bagus, maka wisatawan akan berkunjung.

“Akhirnya orang berwisata akan membayar masuk, dan meningkatkan ekonomi teurtama di sekitar lokasi wisata,” terangnya.

Fasilitas yang bagus, kata dia tak hanya membuay orang berkunjung. Tapi juga akan berkunjung dengan jangka waktu yang lama.

  • Bagikan